Allah SWT berfirman فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ maka kemanakah kamu akan pergi ? Surah At-Takwir ayat 26 ini adalah pertanyaan retoris yang sangat menggugah hati. Allah SWT seolah bertanya kepada kita, "Ke mana kalian akan pergi setelah semua yang telah Aku berikan? Apakah kalian akan memilih jalan yang benar atau jalan yang sesat?" Pertanyaan ini menuntut kita untuk memikirkan tujuan hidup kita dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir.
Ayat-ayat dan Hadis yang Berkaitan dengan Tujuan Hidup:
Al-Qur'an dan hadis banyak sekali mengingatkan kita tentang tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT dan meraih ridha-Nya. Beberapa di antaranya:
1.Surat Adz-Dzariyat ayat 56:وَ
مَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”(Adz Dzariyat: 56)
2.Surat Al-Baqarah ayat 148:
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."(Al Baqarah: 148)
3.Hadits Riwayat Muslim:
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Dunia ini adalah ladang bagi akhirat.”
Cerita Pendek: Persimpangan Jalan dan Dua Pengembara
Di persimpangan jalan yang ramai, berdirilah dua orang pengembara bernama Hasan dan Husain. Mereka berdua memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari kebahagiaan. Namun, mereka memiliki cara yang berbeda untuk mencapainya.
Hasan memilih jalan yang lebar dan mulus. Sepanjang jalan itu, ia melihat banyak orang yang bersenang-senang, menikmati kemewahan dunia, dan mengejar popularitas. Hasan pun ikut larut dalam kesenangan itu, melupakan tujuan awalnya untuk mencari kebahagiaan sejati.
Sementara itu, Husain memilih jalan yang sempit dan penuh bebatuan. Di sepanjang jalan itu, ia melihat banyak orang yang berjuang, membantu sesama, dan beribadah kepada Allah SWT. Husain pun ikut terinspirasi oleh mereka dan mulai melakukan hal yang sama.
Waktu terus berlalu. Hasan semakin terjerumus dalam kesenangan duniawi, melupakan kewajibannya kepada Allah SWT. Ia merasa hampa dan tidak bahagia, meskipun memiliki segalanya.
Di sisi lain, Husain semakin dekat dengan Allah SWT. Ia merasa tenang dan bahagia, meskipun hidupnya sederhana. Ia menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan dunia, tetapi pada kedekatannya dengan Sang Pencipta.
Suatu hari, mereka berdua bertemu kembali di sebuah tempat yang sunyi. Hasan merasa iri melihat kebahagiaan Husain, sementara Husain merasa kasihan melihat kematian Hasan.
“Wahai Hasan,” kata Husain, “Ke mana langkah kakimu selama ini membawamu? Apakah kamu telah menemukan kebahagiaan yang kamu cari?”
Hasan memutar dan menundukkan kepalanya. Ia menyadari bahwa ia telah salah memilih jalan. Ia telah tertipu oleh gemerlap dunia yang berputar.
“Wahai Husain,” kata Hasan dengan suara lirih, “Aku telah tersesat. Tolonglah aku untuk menemukan jalan yang benar.”
Husain tersenyum dan mengulurkan tangan. Marilah bersamaku. Kita akan mencari kebahagiaan sejati bersama-sama.
Hasan menerima uluran tangan Husain dan mulai mengikuti jejaknya. Mereka berdua berjalan bersama menuju Allah SWT, menyadari bahwa tujuan akhir dari setiap langkah adalah untuk meraih ridha-Nya.
Penutup:
Kisah Hasan dan Husain ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap langkah yang kita ambil akan menentukan ke mana kita akan pergi. Pilihlah jalan yang benar, jalan yang diridhai oleh Allah SWT, agar kita tidak tersesat dalam kehidupan dunia yang fana ini. Semoga Allah SWT memberikan kita hidayah dan kekuatan untuk selalu berada di jalan-Nya. Aamiin.
Komentar