Inilah cara nabi mengangkat tangan ketika berdoa

Dalam setiap agama, doa adalah jembatan antara manusia dan Sang Pencipta. Ia adalah ungkapan kerinduan, harapan, dan kepasrahan. Dalam Islam, doa (do'a) adalah inti dari ibadah, sebuah dialog intim antara hamba dan Rabb-nya.

Lebih dari sekedar kata-kata, doa melibatkan seluruh aspek diri kita: pikiran, emosi, dan bahkan anggota tubuh. Bagaimana kita memposisikan tubuh kita saat berdoa dapat mempengaruhi kualitas dan kekhusyukan doa kita. Gambar ini menyingkapkan sunnah (praktik) Rasulullah SAW dalam mengangkat tangan ketika berdoa, sebuah detail yang seringkali terlewatkan namun sarat makna.

Posisi Tangan Nabi: Cermin Ketundukan dan Harapan

Gambar ini mengutip riwayat Abdullah bin Abbas RA, seorang sahabat Nabi yang terkenal dengan pengetahuannya tentang Al-Quran dan Sunnah. Beliau memeriwayatkan bahwa kebiasaan Nabi Muhammad SAW ketika berdoa adalah mengangkat kedua telapak tangan bagian dalam menghadap (sejajar) ke wajah beliau. Riwayat ini tercatat dalam Shahihul Jami' Ash-Shaghir no. 4721.

Posisi tangan ini bukan sekedar gerakan fisik. Ia adalah simbol dari beberapa hal:

• Ketundukan dan Kerendahan Hati:Mengangkat tangan adalah ekspresi kerendahan hati di hadapan Allah SWT. Ia menunjukkan bahwa kita menyadari kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia, dan kita sepenuhnya bergantung pada rahmat dan pertolongan-Nya.

• Harapan dan Permohonan:Telapak tangan yang terangkat adalah wadah harapan, menadah curahan rahmat dan karunia dari langit. Ia adalah bahasa tubuh yang menyatakan bahwa kita mengharapkan yang terbaik dari Allah SWT.

• Fokus dan Konsentrasi:Dengan mengangkat tangan sejajar wajah, kita menciptakan penghalang visual yang membantu kita untuk lebih fokus pada doa dan menghindari gangguan dari lingkungan sekitar.

• Meneladani Rasulullah:Mengikuti sunnah Nabi SAW adalah bentuk cinta dan ketaatan kita kepada beliau. Ini adalah cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh keberkahan dari amalan yang beliau ajarkan.

Lebih Dalam tentang Etika Berdoa:

Selain posisi tangan, ada beberapa etika lain yang dianjurkan dalam berdoa:

• Menghadap Kiblat:Menghadap Kiblat adalah sunnah yang dianjurkan, meskipun doa tetap sah jika tidak menghadap Kiblat.

• Dimulai dengan Pujian:Memuji Allah SWT dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebelum memulai doa adalah adab yang mulia.

• Berdoa dengan Khusyuk:Khusyuk adalah inti dari doa. Berdoalah dengan sepenuh hati, hadirkan kesadaran akan kebesaran Allah SWT, dan renungkan makna dari setiap kata yang Anda ucapkan.

• Berdoa dengan keyakinan:Yakinlah bahwa Allah SWT mendengar doa Anda dan akan mengabulkannya, baik secara langsung maupun dengan cara yang lebih baik.

• Mengulangi Doa:Mengulangi doa sebanyak tiga kali adalah sunnah yang dianjurkan, terutama jika doa tersebut sangat penting bagi Anda.

• Berdoa untuk Kebaikan:Berdoalah untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, dan seluruh umat manusia. Hindari berdoa untuk hal-hal yang buruk atau merugikan orang lain.

• Berdoa dengan Suara Lembut:Berdoalah dengan suara yang tidak terlalu keras atau terlalu pelan, namun cukup didengar oleh diri sendiri.

• Mengakhiri dengan "Aamiin":Mengucapkan "Aamiin" di akhir doa adalah tanda persetujuan dan harapan agar doa tersebut dikabulkan.

Doa adalah Kekuatan, Sunnah adalah Cahaya

Doa adalah kekuatan yang luar biasa. Ia dapat mengubah takdir, menyembuhkan luka, dan memberikan ketenangan di tengah badai kehidupan. Dengan memahami dan mengamalkan sunnah-sunnah dalam berdoa, seperti mengangkat tangan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas doa kita.

Mari kita jadikan doa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Angkatlah tangan kita, tadahkan hati kita, dan curahkan segala kerinduan, harapan, dan kepasrahan kita kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa mengabulkan doa-doa kita dan membimbing kita menuju jalan yang diridhai-Nya. Aamiin.